Destinasi Wisata Sejarah di Palembang yang Wajib Dikunjungi

Airitravel.com | Jika Anda memiliki minat khusus pada wisata edukasi, berbagai destinasi wisata sejarah di Palembang dapat menjadi alternatif untuk dikunjungi. Ya, selain terkenal sebagai kota pempek, Palembang ternyata juga menjadi rumah bagi berbagai tempat bersejarah.

{tocify} $title={Daftar Isi}
Menariknya, perkembangan Palembang beserta sejarahnya banyak dipengaruhi oleh beragam budaya serta etnis setempat yang semakin memperkaya nuansa multikulturalnya. Hal ini terlihat dari berpadunya budaya Melayu bersama budaya Tionghoa maupun Arab.

Oleh karena itu, keunikan ini membuat banyak wisatawan tertarik mengunjungi wilayah Palembang sebagai destinasi berliburnya. Sebab selain menjadi sumber penambah wawasan, spot wisatanya juga menyuguhkan berbagai pemandangan indah nan menarik.

8 Destinasi Wisata Sejarah di Palembang

Sebagai ibukota provinsi Sumatra Selatan sekaligus pusat pemerintahan wilayah setempat, Palembang selalu ramai akan pengunjung. Apabila Anda berencana berlibur ke kota ini, berikut 8 destinasi wisata sejarah di Palembang yang wajib dikunjungi.

1.Jembatan Ampera

Jembatan Ampera
Setiap orang yang berkunjung ke kota Palembang tentu mengenal Jembatan Ampera (Amanat Penderitaan Rakyat). Adapun sejarah pendiriannya bermula dari ide untuk menyatukan kedua daratan di kota ini, yaitu Seberang Ulu-Sebrang Ilir.

Jembatan ini terbentang di atas sungai Musi dengan panjang 1.177 m, lebar 22 m, tinggi 63 m, serta jarak antar menara 75 m. Dahulu, semua bagian tengahnya bisa diangkat untuk kapal besar lewat, namun sejak 1970 sudah tidak berlaku dan bandul pemberatnya telah dibongkar.

Jembatan ini juga dikenal sebagai ikon destinasi wisata sejarah di Palembang sekaligus penghubung antar daerah yang dipisahkan oleh Sungai Musi. Adapun biaya pembangunan jembatan ini diambil dari dana rampasan perang Jepang sekaligus menggunakan tenaga ahli dari Jepang.

Awalnya, Jembatan Ampera dinamai Jembatan Bung Karno sebagai bentuk penghargaan atas kesungguhannya memperjuangkan keinginan warga membangun jembatan. Namun setelah pergolakan politik 1996, namanya pun diubah menjadi Jembatan Ampera.

2.Pulau Kemaro

Gambar: www.tribunnewswiki.com
Pulau Kemaro (Kemarau) merupakan sebuah pulau kecil atau bisa juga disebut sebagai delta kecil di sungai Musi. Letaknya tidak jauh dari Jembatan Ampera, hanya berjarak sekitar 6 km saja dan sama-sama dikenal sebagai salah satu destinasi wisata sejarah di Palembang.

Selain sebagai tempat wisata dengan pesona alam memesona, pulau ini juga identik dengan adat istiadat khas masyarakat Tionghoa. Hal ini terlihat dari adanya peninggalan bersejarah seperti Pagoda berlantai 9, makam putri Sriwijaya, Klenteng Hok Tjing Rio, serta Kuil Buddha.

Sebab dulu, pulau ini dimanfaatkan sebagai salah satu pos penjagaan untuk menumpas perompak laut Tiongkok era Sriwijaya. Selain itu, di pulau ini dahulu berdiri salah satu benteng maritim terkuat milik Kesultanan Palembang Darussalam.

Adapun nama Kemaro sendiri diambil dari legenda tentang kisah putri Kerajaan Sriwijaya serta Putra Kerajaan Tiongkok. Di mana arti dari Kemaro yaitu pulau yang kemarau (tidak pernah tenggelam) meski sungai Musi sedang pasang.

3.Kampung Kapitan

Rekomendasi destinasi wisata sejarah di Palembang selanjutnya adalah Kampung Kapitan, sebuah kawasan cagar budaya di tepi sungai Musi, tepat pada sisi barat Jembatan Ampera. Area ini juga dikenal dengan sebutan daerah tuju ulu.

Menurut sejarah, tempat ini dahulu menjadi kawasan tempat tinggal pertama kali para warga Tiongoa pada masa penjajahan Belanda. Adapun asal usul nama Kampung Kapitan adalah karena keberadaan 3 rumah perwira di tempat ini.

Terdapat total 15 kelompok bangunan pada kawasan ini, termasuk rumah Kapitan (perwira). Dahulu, Kampung Kapitan dikenal sebagai sentral perdagangan kota sekaligus tempat pedagang singgah untuk beristirahat.

Kampung ini tercatat sudah didirikan sejak tahun 1664 abad XVI dan masih ditinggali sampai kini meskipun bangunannya sudah berusia ratusan tahun. Adapun bangunan rumah Kapitan memiliki ciri khas perpaduan gaya arsitektural Palembang, Cina, serta kolonial.

4.Bukit Siguntang

Destinasi wisata sejarah di Palembang berikutnya yaitu Bukit Siguntang, sebuah bukit yang dianggap suci serta penuh karisma bahkan sejak abad 14-17. Apalagi, di bukit ini terdapat makam dari para tokoh bersejarah keturunan Kerajaan Sriwijaya.

Oleh karena itu, tempat ini sangat lekat sebagai destinasi wisata sejarah terkait Kerajaan Sriwijaya, yaitu pusat kegiatan agama Buddha Nusantara pada masa itu. Kini, situs ini telah menjadi Taman Purbakala untuk menjaga artefak sekaligus menjadi tempat tujuan ziarah.

Pada kompleks pemakaman, terdapat sedikitnya 7 makam milik tokoh bersejarah. Meliputi makam Raja Sigentar Alam, Pangeran Raja Batu Api, Putri Kembang Dadar, Putri Rambut Selako, Panglima Tuan Junjungan, Panglima Bagus Kuning, dan Panglima Bagus Karang.

Selain itu, Bukit Siguntang dipercaya serta diibaratkan sebagai sebagai potongan Gunung Mahameru dalam kepercayaan Hindu-Buddha. Sehingga, destinasi wisata sejarah di Palembang ini dianggap suci karena merupakan cikal bakal bagi orang-orang Melayu.

5.Benteng Kuto Besak

Gambar:Djawanews.com
Benteng Kuto Besak terletak pada bagian tenggara dari Sungai Musi, serta dikenal sebagai salah satu bangunan bersejarah. Pasalnya, benteng ini murni dibangun oleh pribumi dan bukan dibangun oleh pemerintah kolonial Belanda.

Tepatnya, benteng ini pertama kali didirikan oleh Sultan Mahmud Bdaruddin I dari Kesultanan Palembang. Awalnya, fungsi Benteng Kuto Besak adalah sebagai bagian dari bangunan keraton.

Uniknya, semen perekat batanya adalah batu kapur dari pedalaman Sungai Ogan yang ditambah dengan putih telur. Dengan total pembangunan kurang lebih 17 tahun, keraton ini resmi ditempati pada 1797.

Kini, Benteng Kuto Besak telah dimanfaatkan sebagai salah satu destinasi wisata sejarah di Palembang. Selain menyimpan cerita masa lalu, suasananya pun indah nan menawan, terutama di malam hari dengan adanya refleksi cahaya kuning pada permukaan sungai.

6.Masjid Agung Palembang

Masjid Agung Palembang
Rekomendasi selanjutnya yaitu Masjid Agung Palembang atau dikenal juga sebagai Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin I Jayo Wikramo. Sebagai masjid paling besar di kota ini, bangunannya menempati kompleks seluar 15.400 meter persegi.

Sebagai destinasi wisata sejarah di Palembang, ciri khas akulturasi multi etnis sangat terlihat pada bangunan masjidnya. Hal ini bisa diperhatikan melalui arsitekturnya yang dipengaruhi oleh gaya Melayu, Cina, serta Eropa sekaligus.

Masjid bersejarah ini juga ternyata dikenal sebagai salah satu masjid tertua di Nusantara, tidak hanya di Sumatra saja. Saking tuanya, masjid ini telah mengalami berkali-kali renovasi, baik oleh pemerintah kolonial Belanda maupun oleh pemerintah Indonesia.

Sebagai salah satu peninggalan kesultanan, maka Kementerian Agama RI menetapkannya sebagai salah satu masjid nasional. Tak hanya itu saja, statusnya juga kini telah ditetapkan sebagai salah satu bangunan cagar budaya yang dilindungi pemerintah.

7.Museum Sultan Mahmud Badaruddin II

Museum-Sultan-Mahmud-Badarudin-II-PalembangGambar: wartanasional.com
Pilihan destinasi wisata sejarah di Palembang berikutnya adalah Museum Sultan Mahmud Badaruddin II. Nama museum ini diambil dari nama Sultan Mahmud Badaruddin II, salah satu Sultan yang pernah berkuasa sekaligus memimpin perlawanan rakyat melawan Belanda.

Adapun bangunannya berdiri pada bekas bangunan rumah residen kolonial Sumatra Selatan abad ke-19 dahulu, dan kini menjadi gedung dinas pariwisata daerah. Awalnya, lokasi berdirinya dikenal dengan nama Kuta Lama, istana tua Sultan Mahmud Badaruddin I.

Setelah Istana Kuta Lama dihancurkan, barulah gedung baru dibangun di atas reruntuhannya sebagai kantor untuk residen kolonial. Kemudian selama era Perang Dunia II, bangunan tersebut dijadikan sebagai markas militer Jepang.

Akhirnya setelah kemerdekaan Indonesia, gedung tersebut menjadi markas besar TNI bernama Kodam II/Sriwijaya untuk waktu singkat. Selanjutnya, barulah diserahkan pada pemerintah kota dan diubah menjadi museum pada tahun 1984.

8.Masjid Cheng Ho

Masjid Cheng Ho
Rekomendasi destinasi wisata sejarah di Palembang yang tidak kalah menarik yaitu Masjid Cheng Ho. Sesuai namanya, masjid ini sangat kental dengan nuansa perpaduan 3 budaya sebab dibangun oleh komunitas Tionghoa-Muslim.

Dari segi arsitektur, bangunannya terlihat mencolok dengan dominasi warna pink dan pilar-pilar merah khas Cina serta kubah hijau berbulan sabit dan bintang khas Islam Timur Tengah. Adapun bagian sudut bangunannya terdapat atap limas seperti rumah adat khas Palembang.

Sejarah mencatat bahwa selain pedagang Arab, pedagang Tionghoa pun ternyata ikut menyebarkan Islam. Sehingga nama Cheng Ho diberikan berdasarkan kisah Laksamana Cheng Ho, salah seorang kasim muslim sekaligus orang kepercayaan Kaisar Yongle dari Tiongkok.

Selain sebagai tempat ibadah, masjid Cheng Ho juga berfungsi sebagai tempat perhelatan kegiatan agama dan kemasyarakatan. Selain itu, masjid ini juga menjadi tujuan wisata turis mancanegara dari Malaysia, Singapura, Taiwan, bahkan Rusia.

Berdasarkan berbagai corak budaya dari destinasi wisata di kota ini, Anda dapat mempelajari terkait uniknya akulturasi di Nusantara. Jadi jika suatu saat nanti Anda berkunjung, jangan lupa singgah ke destinasi wisata sejarah di Palembang untuk menambah wawasan baru.

Post a Comment

Previous Post Next Post